Pada
dasarnya pembagian suatu negara dapat digolongkan menjadi 3, kategori yaitu:
negara terbelakang, negara sedang berkembang dan negara maju. Untuk mengetahui
dengan pasti apakah suatu negara masuk kategori negara berkembang atau bukan
tidaklah mudah, sebab dibutuhkan banyak syarat atau indikator yang mungkin
tidaak dapat dipenuhi oleh suatu negara. Oleh karena itu suatu negara kaya
belum tentu menjadi negara maju, karena ada beberapa syarat yang tidak dapat
dipenuhi, seperti kemajuan dibidang ekonomi, teknologi dan kondisi sosial
politik.
Negara
miskin atau terbelakang pada umumnya dimasukkan dalam kategori negara sedang
berkembang. Apabila dibandingkan sebetulnya memasukkan negara miskin atau
terbelakang dalam kategori negara sedang berkembang adalah kurang pas, sebab
kondisi kedua negara tersebut sangat berbeda. Sehingga apabila berbicara
masalah negara sedang berkembang akan selalu terkait didalamnya tentang negara
miskin itu sendiri.
Sebelum
berbicara masalah negara sedang berkembang terlebih dahulu perlu diketahui
tentang negara miskin atau negara terbelakang.
1.
Negara
Terbelakang
Menurut
Paul Hoffman (Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan; 1993), menggambarkan keadaan
suatu negara terbelakang dalam suatu ungkapan sebagai berikut: setiap orang
dapat memahami suatu negara terbelakang apabila ia melihatnya. Ia adalah suatu
negara yang ditandai oleh kemiskinan kota yang dipadati oleh pengemis dan penduduk
desa yangsulit untuk mencari nafkah dikampung halamannya sendiri. Ia adalah
suatu negara yang jarang memiliki suatu industri, seringkali dengan persediaan
tenaga dan listrik yang tidak memadai. Negara seperti itu baisanya tidak
memiliki jalan raya dan jalan kereta api yang cukup, pemerintah belum dapat
memberikan pelayanan yang memadai dan komunikasi yang ada biasanya buruk. Rumah
sakit dan lembaga pendidikan tinggi sangat rendah. Sebagian besar masyarakat
miskin, ada pula beberapa daerah yang makmur dengan segelintir penduduk yang
hidup dalam kemewahan. Sistem perbankan jelek, pinjaman dalam kecil terpaksa
diperoleg dai pemilik uang yang tidak lebih baik daripada seorang lintah darat.
Di antara ciri menonjol negara terbelakang adalah ekspornya ke negara lain sama
sekali terdiri dari bahan mentah, hasil tambang atau buah-buahan atau beberapa
bahan makanan dan mungkin ditambah dengan sedikit hasil kerajinan tangan yang
halus. Penanaman atau pengusahaan ekspor bahan mentah seringkali berada di
tangan perusahaan asing.
Menurut World
Development Report 1982, 48,3 persen penduduk dunia termasuk golongan
penduduk yang terbelakang dengan pendapatan perkapita kurang dari $ 300 USA. Di
lain pihak 16,3 persen penduduk dunia yang hidup di negara industri mempunyai
pendapatan perkapita sebesar $ 10.320 USA dan hanya 4 negara pengekspor minyak
Asia Barat dengan penduduk hanya sebesar 0,3 persen penduduk dunia mempunyai
pendapatan perkapita sebesar $ 12.630 USA. Dari angka tersebut menggambarkan
betapa luasnya kemiskinan di dunia ini. Kebanyakan negara miskin ini terletak
di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin.
1.1
Karakteristik Negara Miskin
a. Pertanian Mata Pencaharian Utama
Di Negara
terbelakang 2/3 atau lebih penduduk tinggal didaerah pedesaan dan mata pencaharian
utama adalah pertanian. Mereka yang bekerja dibidang pertanian berjumalah 4 X
penduduk petani dinegara maju. Pemusatan yang berlebihan pada pertanian
merupakan pertanda kemiskinan. Pertanian sebagai mata pencaharian pokok
kebanyakan tidak bersifat produktif, terutama karena ia dilakukan dengan cara
kuno dan dengan metode produksi usang serta ketinggalan jaman.
b. Ekonomi
Dualistis
Hampir semua Negara
berkembang mempunyai perekonomian yang dualistis. Disatu pihak berekonomi pasar
dan dipihak lain berekonomi pertanian. Yang pertama berpusat dan di dekat kota
sedang yang lain didaerah pedesaaan yang satu maju dan yang lain kurang maju.
Dengan berpusat dikota ekonomi pasar berciri ultra modern sedangkan ekonomi
pertanian sangat terbelakang dan berorientasi pada pertanian.
c. Sumber Alam Kurang Terolah
Sumber alam
suatu Negara terbelakang disebut kurang terolah dalam arti sumber tersebut
tidak atau kurang dimanfaatkan. Suatu Negara
mungkin saja kekurangan sumber alam, tetapi tidak dalam arti relatifnya. Mesekipun
suatu Negara miskin dalam sumber alam tetapi ada kemungkinan dimasa depan
Negara itu akan berubah menjadi pemilik sumber alam yang besar sebagai hasil
penemuan sumber yang sekarang belum diketahui atau karena penggunaan sumber
yang ada dengan cara baru.
d. Ciri-Ciri
Demografi
Negara terbelakang sangat mengemukakan satu sama lainnya. Karena posisi demografi dan kecenderungannya. Hal ini disebabkan oleh luas, kepadatan, struktur usia dan laju pertumbuhan
pnduduk yang beragam. Namun demikian,
ada satu kesamaan ciri, yaitu pertambahan penduduk yang cepat. Berbareng dengan
tingkat pendapatan yang rendah dan nihilnyatingkat pemupukan modal, maka kian
lengkaplah kesulitan bagi Negara seperti itu menopang pertambahan penduduknya.
Dan sekiranya output meningkat sebagai hasil perbaikan tehnologi dan pemupukan
modal, peningkatan tersebut akan segera ditelan oleh pertambahan tersebut.
Akibatnya, tak ada perbaikan taraf hidup yang berarti.
Hampir semua Negara
terbelakang mempunyai potensi pertumbuhan penduduk yang tinggi serta dibarengi
oleh tingkat kematian yang cenderung menurun. Di sebagian besar Negara
terbelakang, kepadatan penduduk di daerah pertanian begitu tinggi dibandingkan
dengan luas tanah yang dapat ditanami. Kelangkaan tanah dalam kaitannya dengan
besar penduduk menyebabkan penanaman berlebihan dan penggarapan tanah tanpa
sela dengan demikian berarti justru menghambat kemajuan ekonomi.
e. Pengangguran
Dan Pengangguran Tersembunyi
Di Negara terbelakang dijumpai
pengangguran dan pengangguran tersembunyi dalam jumlah besar. Pengangguran di kota membengkak seiring dengan urbanisasi dan meningkatnya
pendidikan. Akan tetapi sector industri tidak berkembang sejalan dengan
pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memperbesar pengangguran. Disamping itu ada
pula penganggur yang berpendidikan. Mereka gagal mendapatkan pekerjaan karena
tegarnya struktur dan tiadanya perencanaan tenaga kerja. Dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata tahunan penduduk kota sebesar 4,5 %, 20 % adalah
penganggur. Adapula jenis
pengangguran tersembunyi lainnya dinegara seperti ini umpama apabila seseorang
karena menganggur terpaksa melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak sesuai
dengan keinginannya atau tidak sepadan dengan pendidikannya.
Lebih jauh ada
pula yang bekerja sehari penuh tetapi dengan imbalan yang sangat sedikit hanya
cukup untuk bangkit dari batas kemiskinan. Mereka adalah pedagang keliling,
pedagang kecil, pekerja hotel dan restaurant dan bengkel-bengkel reparasi
dikota. Mereka ini juga terhitung penganggur tersebunyi.
f. Keterbelakangan
Ekonomi
Keterbelakangan ekonomi berupa
efisiensi tenaga kerja yang rendah berbagai sector yang tidak mobil,
terbatasnya spesialisasi dalam jenis pekerjaan, dan dalam perdagangan,
kebodohan serta struktur nilai dan sosial yang memperkecil kemungkinan perubahan
ekonomi.
Sebab utama keterbelakangan adalah
defisiensi atau produktifitas tenaga buruh yang rendah dibandingkan dengan
Negara maju. Efisiensi tenaga buruh yang rendah umumnya berasal dari kemiskinan
yang terlihat dari standar gizi yang tidak mencapai kuantum, kesehatan yang
buruk, buta huruf, dan tiadanya mobilitas pekerjaan dan pendidikan.
g.
Ketiadaan inisiatif dan usaha
Ciri khas lain Negara terbelakang
adalah tiadanya kemampuan wiraswasta. Kewiraswastaan terhalang oleh system
sosial yang menutup daya cipta. Kekuatan adapt istiadat, ketegaran status dan
kecurigaan pada gagasan baru dan kecurigaan pada keinginan intelektual,
kesemuanya menciptakan iklim yang tidak menunjuang eksperimen dan inovasi.
Pasar yang sempit, ketiadaan modal, ketiadaan milik pribadi, ketiadaan
kebebasan berkontrak, ketiadaan hokum dan ketertiban, semuanya merintangi
prakarsa dan usaha. Pada kebanyakan Negara terbelakang tidak saja perusahaan
swasta tetapi juga perusahaan Negara sulit tumbuh karena mekanisme administrasi
tidak bekerja secara efisien.
h. Kelangkaan
Alat Modal
Kelangkaan alat
modal merupakan ciri umum lain dari Negara terbelakang. Negara terbelakang
diartikan sebagai perekonomian yang miskin modal atau dengan tabungan dan
investasi yang rendah bukan saja persediaan modal yang sangat kecil tetapi
pemupukan modalnya sangat rendah. Investasi bruto hanya sekitar 5 – 6 % dari
pendapatan nasional bruto. Sedangkan dinegara industri adalah kira-kira 15-20%.
i. Keterbelakangan Teknologi
Disamping itu semua Negara
terbelakang juga berada pada tingkat tehnologi yang amat tidak efisien.
Keterbelakangan tehnologi pertama tercermin pada ongkos produksi rata-rata yang
tinggi meski upah buruh rendah; kedua pada tingginya rasio buruh – output dan
modal – output pada umumnya factor harga yang konstan mencerminkan
produktivitas buruh dan modal yang rendah; ketiga pada besarnya jumlah tenaga
kerja tidak terdidik dan tidak terlatih dan yang terakhir pada besarnya
barang-barang modal yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output nasional.
j.
Orientasi perdagangan luar negeri
Orientasi
perdagangan luar negeri terlihat pada ekspor barang-barang primer dan impor
barang-barang konsumsi dan mesin. Peranan minyak, barang tambang, logam, dan
barang primer lainnya dalam mata dagang ekspor.
Perekonomian
hanya terpusat pada produksi barang primer untuk ekspor, akibatnya
sector ekonomi lainnya terabaikan. Perekonomian menjadi rentang terhadap
fluktuasi harga internasional barang-barang ekspor tersebut. Depresi dunia akan
menjatuhkan permintaan dan harga sebagai akibatnya keseluruhan perekonomian
akan terkena efek buruk. Karena tergantung pada mata dagang ekspor perekonomian
akan menjadi sangat tergantung pada impor. Impor biasanya terdiri dari bahan
baker, barang pabrik, mata dagang primer, alat-alat transport dan mesin, dan
bahkan makanan.
2.
Negara
Sedang Berkembang
Karakteristik
atau ciri-ciri negara berkembang satu dengan yang lain tidak sama, seperti
misal kondisi negara berkembang di Asia tentu tidak sama persis dengan kondisi
negara berkembang di Afrika atau Amerika Latin. Namun demikian bukan berarti
bahwa karakteristik atau ciri-ciri negara berkembang tidak bisa di
generalisasikan. Untuk itu dalam bab ini akan dibahas karakteristik atau
ciri-ciri negara sedang berkembang dari beberapa pendapat:
a. Menurut Michael Todaro
Mengklasifikasikan
ada 6 kategori atau ciri-ciri suatu negara berkembang (Economic Development,
2000), yaitu:
1) Tingkat kehidupan yang rendah
Di
negara berkembang pada umumnya ditandai dengan adanya tingkat kehidupan yang
rendah. Sebagian besar penduduknya hidup dalam kondisi yang kurang
menguntungkan. Tingkat kehidupan yang rendah ini dapat diwujudkan dalam bentuk
secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif dapat diwujudkan dalam
bentuk tingkat pendapatan yang rendah (kemiskinan), secara kualitatif dalam
wujud fasilitas perumahan yang tidak memadai, sarana kesehatan yang buruk,
pendidikan terbatas atau tidak berpendidikan sama sekali, tingkat kematian bayi
yang tinggi, umur penduduk yang pendek, harapan kosong dan pada umumnya
disertai dengan perasaan kacau dan putus ada.
2) Tingkat produktivitas yang rendah
Sebagian
besar tingkat kehidupan penduduk di negara berkembang sangat rendah, hal ini
mengakibatkan produktivitas sebagian besar penduduk juga menjadi rendah.
Berbeda sekali keadaannya bila dibandingkan dengan tingkat produktivitas
penduduk di negara maju. Produktivitas yang rendah ini terutama produktivitas
tenaga kerja yang dihasilkan yaitu perbandingan antara out put yang dihasilkan
dengan in put pertenaga kerja sangat kecil. Hal ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan beberapa konsep dasar ekonomi. Sebagai contoh misalnya : prinsip
penghapusan produktivitas marjinal menyatakan bahwa, jika meningkatnya jumlah
faktor variabel tenaga kerja yang dipergunakan untuk memenuhi jumlah faktor
lain (modal, tanah, material dll), maka diluar jumlah tertentu, ekstra atau
produk marjinal faktor variabel lain akan turun, oleh karena itu rendahnya
tingkat produktivitas tenaga kerja bisa juga disebabkan dengan tidak adanya
atau kurangnya berbagai faktor input/ masukan komplementer, seperti modal fisik
atau manajemen yang berpengalaman.
Untuk
mengatasi hal tersebut sebagai argumen yang diajukan adalah tabungan-tabungan
dalam negeri dan keuangan dari luar negeri haruslah di mobilisasikan untuk
mempercepat pembentukan investasi baru dalam barang-barang modal fisik dan juga
untuk menyediakan stok modal tenaga kerja manusia seperti, keterampilan manajerial
melalui investasi di bidang pendidikan dan latihan.
3) Pertumbuhan populasi dan beban tanggungan yang tinggi.
Di negara
berkembang tingkat pertumbuhan penduduk masih sangat tinggi, dengan demikian
tingkat kelahiran juga semakin tingkat dan sebagai akibatnya jumlah penduduk
semakin bertambah besar. Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk di negara
sedang berkembang ini diatas 2 persen pertahun. Berbeda dengan keadaan di
negara maju dimana tingkat pertumbuhan penduduk ini rata-rata kurang dari 1
persen pertahun. Dengan jumlah penduduk yang semakin membengkak ini
mengakibatkan beban tanggungan juga semakin tinggi. Anak-anak dan orang tua
merupakan suatu beban tanggungan yang secara ekonomi mereka termasuk golongan
yang nonproduktif.
Dari
tabel 3-1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 penduduk Asia yang
paling banyak adalah pada negara Cina, yaitu sebesar 1,334 milyar jiwa. Dengan
jumlah penduduk sebesar itu Cina juga menduduki ranking pertama jumlah penduduk
di dunia. Rangking ke dua jumlah penduduk terbanyak tingkat Asia adalah India
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.203 juta jiwa. Indonesia dengan jumlah
penduduk sebesar 232 juta jiwa menduduki ranking ketiga di tingkat Asia.
Menurut
hasil survei harian the Asian Wall street journal edisi 23 Oktober 2000,
mengenai ekonomi Asia yang diberi judul The changing Face of Asia, menunjukkan
bahwa secara garis besar memberikan gambaran perubahan besar yang bakal terjadi
di Asia di masa yang akan datang. Perubahan yang paling besar adalah di sektor
demografi.
Perubahan
dalam sektor demografi tidak akan terjadi dalam waktu yang pendek, tetapi
jangka waktu yang panjang sekitar 10, 20, atau 30 tahun mendatang. Sementara
itu, Singapura sepuluh tahun yang akan datang akan menjadi negara paling kaya
di Asia menggantikan posisi Jepang, sebaliknya untuk Indonesia, India dan
Filipina menempati posisi paling bawah. (Kompas, 7 November 2000)
4) Tingkat pengangguran dan pengangguran semu yang tinggi.
Salah
satu faktor yang mengakibatkan rendahnya tingkat kehidupan penduduk di negara
sedang berkembang adalah kurangnya penggunaan tenaga kerja yang ada secara
efisien. Tenaga kerja yang ada masih banyak yang bekerja tetapi terkadang tidak
sesuai dengan tingkat keahlian yang dipunyai, sehingga mengakibatkan hasil yang
diperoleh tidak optimal. Jenis tenaga kerja yang seperti ini seringkali
dikategorikan sebagai pengangguran semu.
Pada umumnya
penduduk di negara sedang berkembang bekerja secara serabutan dan kebanyakan
mereka mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti buruh bangunan buruh
industri, dan sebagainya. Hal ini terutama terjadi untuk penduduk yang tinggal
dipedesaan yang pada umumnya tingkat pendidikannya rendah, skill rendah dan
ditandai dengan tingkat penghasilan yang rendah pula. Tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk juga mendorong semakin banyak jumlah tenaga yang
menganggur. Untuk menyerap tenaga kerja yang menganggur ini seringkali
Pemerintah mengalami suatu kendala yaitu kurangnya dana atau minimnya tingkat
investasi yang ada.
Dari
tabel 3-2 dapat dilihat bahwa, jumlah pengangguran yang paling besar pada tahun
2007 dan 2008 adalah lulusan sekolah menengah umum dan kejuruan yaitu sebesar
4.070.553 orang dan 3.812.522 orang, namun pada tahun 2009 menurun menjadi
1.337.586 orang. Jauh separuh di bawahnya, namun masih merupakan jumlah yang
besar, adalah jumlah penganggur yang selesai pendidikan SD, yaitu 2.054.682
orang dan SLTP 2.133.627 orang pada tahun 2009. Pada tahun 2009 pengangguran
tertinggi berada pada tingkat pendidikan tidak tamat SD yaitu sebesar 2.620.049
orang. Jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi tidak besar namun, dari
persentase terhadap total lulusannya, jumlah 486.399 orang (diploma
I/II/III/Akademi) dan 626.621 orang (sarjana universitas) adalah tinggi.
5) Ketergantungan yang Sangat Terhadap Produksi Pertanian dan Produk-Produk
Pokok Ekspor.
Sebagian
besar penduduk di negara sedang berkembang tinggal di daerah pedesaan, yaitu
sekitar 80 persen dengan mata pencaharian sebagai petani. Dengan demikian
produk dari pertanian merupakan hasil utama penduduk sehingga penduduk sangat
tergantung pada hasil pertaniannya. Pada umumnya pertanian yang dikerjakan
penduduk termasuk pertanian dalam skala kecil dengan produksi yang relatif
kecil pula. Biasanya di luar sektor pertanian penduduk tidak mempunyai
keahlian/ keterampilan lain, sehingga apabila ada masalah yang berkaitan dengan
pertanian, seperti bencana alam, penduduk menjadi kehilangan mata
pencahariannya.
Karena
hasil utama penduduk di negara sedang berkembang dari sektor pertanian, maka
produk dari hasil pertanian ini yang dapat di ekspor. Dengan demikian ekspor
penduduk di negara berkembang masih didominasi dari hasil pertanian. Di lihat
dari struktur perekonomiannya negara sedang berkembang mempunyai orientasi pada
sektor pertanian terhadap pendapatan nasional mempunyai prosentase yang paling
besar jika dibandingkan dengan sumbangan dari sektor industri dan jasa.
6) Dominasi, Dependensi
dan vulnErabilitas (Sifat Mudah Tersinggung/ Terpengaruh) dalam Hubungan
Internasional.
Di negara
sedang berkembang yang masih didominasi adanya tingkat kehidupan yang rendah,
yang ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan disertai dengan adanya
distribusi penduduk yang dapat dikatakan timpang, tingginya tingkat
pengangguran dan sebagiannya merupakan suatu masalah tersendiri. Hal itu
semakin mengakibatkan adanya suatu ketidak adilan bila dibandingkan dengan
keadaan di negara maju jauh berbeda.
Akibat
lain adalah adanya peran yang sangat dominan yang dilakukan oleh negara maju
dalam hubungan internasionalnya mengakibatkan negara sedang berkembang semakin
tertekan. Konstribusi negara sedang berkembang yang sangat kecil ini
mengakibatkan negara sedang mudah terpengaruh atau mudah tersinggung karena
merasa diperlakukan tidak adil. Sebagai negara sedang berkembang tidak kuasa
untuk melawan dominasi negara maju ini karena negara berkembang memang tidak
mempunyai bargaining power.
b.
Menurut MEIER dan BALDWIN
Menurut
Meier dan Baldwin (dalam Todaro, Economic Development, 2000, ada 6 sifat
ekonomi yang terdapat di negara berkembang, yaitu :
1. Produsen Barang-Barang Primer
Negara
sedang berkembang pada umumnya mempunyai struktur perekonomian pada sektor
pertanian. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian. Hanya
sebagian kecil saja penduduk yang bekerja di sektor non pertanian. Hasil dari
sektor pertanian ini dapat dikatakan merupakan hasil dari sektor primer, sedang
apabila hasil itu dari sektor industri, maka dikatakan sektor sekunder dan bila
dari hasil jasa maka dikatakan sektor tersier. Semakin maju suatu negara maka
semakin kecil sumbangan sektor primer ini terhadap pendapatan nasionalnya dan
sebaliknya semakin besar sumbangan sektor industri dan jasa.
Adapun
yang dimaksud dengan sektor primer ini adalah produksi dari hasil pertanian,
kehutanan dan perikanan. Produksi sekunder meliputi hasil-hasil dari sektor
industri, pertambangan dan bangunan. Sektor tersier meliputi hasil dari
jasa-jasa seperti listrik, air minum, pemeliharaan kesehatan, pengangkutan,
perdagangan, perhubungan dan sebagainya.
Sebagian
besar yaitu sekitar 60 persen penduduk di negara berkembang sangat
menggantungkan pendapatannya dari sektor primer. Hal ini dimungkinkan mengingat
potensi sumber daya alam seperti, tanah di negara sedang berkembang relatif
masih belum digunakan secara luas, disamping itu tenaga kerja yang ada kurang
memiliki skill di bidang lainnya, selain pada sektor primer. Ciri yang menonjol
di sektor primer ini ada penggunaan tenaga kerja yang melimpah dan tidak
diperlukan keahlian khusus, yang pada umumnya tenaga kerjanya merupakan tenaga
kerja secara turun temurun.
2. Masalah tekanan penduduk
Masalah
penduduk di negara berkembang lebih banyak sebagai suatu beban bagi negara.
Penduduk yang meningkat terus akan menjadikan suatu tekanan bagi kebijaksanaan
pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah. Adapun masalah yang dapat
ditimbulkan akibat perkembangan penduduk yang pesat ini antara lain, semakin
meningkat tingkat pengangguran yang disebabkan makin menyempitnya luas lahan
yang dimiliki jumlah penduduk yang besar yang diakibatkan masih tingginya angka
kelahiran dan semakin berkurangnya angka kematian, semakin tingginya beban
tanggungan yang harus dipikul, hal ini disebabkan makin banyaknya jumlah
anak-anak dan orang tua yang harus ditanggung.
3. Sumber-sumber alam belum banyak yang diolah
Sumber
alam di negara berkembang belum banyak yang diolah padahal negara berkembang
terkenal akan kekayaan sumber alamnya. Dengan demikian sumber alam di negara
berkembang masih sangat potensial dan belum menjadi sumber-sumber yang riil.
Adapun masih bersifatnya potensial sumber alam di negara berkembang ini
disebabkan terbatasnya kapital, skill dan jiwa kewiraswastaan yang dimiliki
oleh penduduk negara berkembang. Pemanfaatan sumber alam di negara pada umumnya
masih terbtas pada golongan tertentu saja yang mengambil manfaatnya. Artinya
hanya sebagian kecil saja, yang dapat menikmati kekayaan alam tersebut dengan
demikian masih belum adanya suatu pemerataan.
4. Penduduk masih terbelakang
Secara
ekonomi, penduduk di negara berkembang relatif masih sangat terbelakang,
artinya kualitas penduduk sebagai faktor produksi masih sangat rendah. Penduduk
sebagai pelaku ekonomi masih kurang efisien, kurang mobil dalam pekerjaan baik
secara vertikal maupun horisontal. Pada umumnya penduduk sulit untuk diajak
berkembang dalam usaha meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Penduduk sulit
untuk berganti pekerjaan, lebih-lebih untuk jenis pekerjaan yang sama sekali
baru.
5. Kekurangan kapital
Negara
berkembang pada umumnya merupakan negara miskin dengan demikian modal (kapital)
di negara berkembang sangat kurang, kekurangan modal ini disebabkan rendahnya
investasi yang ada. Rendahnya investasi disebabkan rendahnya tingkat
penghasilan penduduk yang disebabkan rendahnya produktivitas.
6. Orientasi perdagangan ke luar negeri
Hampir
semua negara di dunia ini mengadakan hubungan ekonomi dengan negara lain.
Hubungan ekonomi ini dapat berbentuk hubungan perdagangan antar negara.
Hubungan perdagangan terjadi mengingat suatu negara tidak mungkin dapat
memenuhi semua kebutuhannya tanpa melakukan kerja sama dengan negara lain.
Demikian juga dengan negara sedang berkembang pada umumnya melakukan transaksi
ekspor dan impor dengan negara maju atau dengan sesama berkembang berkembang
lain.
Pada umumnya
negara sedang berkembang mengandalkan ekspor pada hasil-hasil pertanian yang
masih berupa barang mentah atau barang setengah jadi. Dengan ekspor barang
semacam itu nilai tukarnya rendah, jelas sekali hal itu kurang menguntungkan
bagi negara berkembang karena nilai produknya dinilai sangat rendah sekali.
Ekspor bagi negara sedang berkembang merupakan sumber pendapatan negara yang
sangat diandalkan sebagai sumber devisa. Dengan demikian pendapatan devisa
negara lebih banyak tergantung pada hasil ekspor ini.
Dari penjelasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik dari negara berkembang
adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas
penduduknya sebagian besar bersifat agaris
b. Kurangnya
kesempatan kerja
c. Modal
perorangan kecil
d. Pendapatan
perkapita kecil
e. Jumlah
tabungan kecil bagi sebagian besar masyarakat
f. Adanya
impor barang primer
g. Fasilitas
masih kurang
h. Belum
menguasai teknologi
i. Angka
kematian tinggi.
j. Ilmu
pengetahuan rendah
3.
Negara
Maju
Negara maju adalah
sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui
teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP
perkapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara telah
mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam tanpa mengembangkan
industri yang beragam dan ekonomi berdasarkan jasa tidak dianggap memiliki
status “maju”.
3.1
Karakteristik Negara Maju:
a. Sebagian besar pendapatan negara didapat dari industri
b. Pendapatan
perkapita tinggi
c. Angka
kematian kecil
d. Tingkat
pendidikan tinggi
e. Iptek
telah dikuasai
f. Keadaan
perekonomian lebih baik sebagian penduduk tinggal dikota
g. Fasilitas
disegala bidang terpenuhi
h. Timbulnya
krisi lingkungan segera diatasi
i. Ekspornya
lebih tinggi dari pada impor