Lingkungan
sosial merupakan sebuah aspek interaksi antar manusia, melalui pengelompokan
manusia, baik dekat maupun jauh, yang mana mempengaruhi pertahanan dan pertumbuhan
sebuah organisasi. banyak aspek pengelompokan manusia yang dapat mempengaruhi
aktifitas bisnis di indonesia. Pengelompokan orang bisa berdasarkan etnik,
budaya, agama, politik, pekerjaan yang mana merupakan sebagai gambaran komponen
lingkungan sosial. kelompok kelompok tersebut memiliki pengaruh dalam kegiatan
bisnis dan pertumbuhan ekonomi melalui kekuatan masing masing yang mereka
miliki. perlu diketahui bahwa, kelompok orang ini bisa menjadi sebuah ancaman
dalam sebuah bisnis dan juga sebaliknya dapat menciptakan sebuah kesempatan
bisnis pada sebuah perusahaan, karena nilai nilai yang mereka miliki, sikap,
gaya hidup yang bergantung terhadap produk dan jasa; dan juga sumber daya
manusia (tenaga kerja).
Pengelompokan
orang dapat di klasifikasikan berdasakan kategori sebagai berikut ini :
1. Etnis (jawa,
batak, Chinese, sunda, bali, arab, ambon dan lainnya.) Masing masing etnis
memiliki tradisi, kebiasaan yang dapat membedakan dengaan kelompok etnik yang
lainnya.
2. Agama (islam,
Kristen, katolik, Buddha dan hindu). Masing masing agama tersebut memiliki
karakteristik dan nilai nilai yang dipercayai.
3. Orientasi
politik (nasionalis, agama dan socialist). Masing masing kategori partai
memiliki cara yang berbeda dalam mencapai sebuah tujuan.
4. Gender, kadangkala
menjadi isu ketidakharmonisan akibat dari pengelompokan antara pria dan wanita.
Ketidak harmonisan ini bisa menjadi isu yang penting dalam sebuah kegiatan
bisnis.
5. Daerah
regional, isu ini menjadi penting sejak adanya regional ekonomi, karena setiap
daerah melakukan decentralisasi untuk menagun daerahnya sehingga menjadi
perhatian khusus dalam kegiatan bisnis.
6. Pekerjaan,
Ketenagakerjaan merupakan isu yang penting di dalam sosial environment. Terdiri
dari orang yang bekerja dan tidak bekerja yang mana ini menjadi perhatian
khusus bagi para pebisnis. Karena faktro ini bisa menjadi peluang maupun
ancaman bagi bisnis.
Kategori –
kategori ini menjadi hal yang penting dalam sebuah aktifitas bisnis dan
perekonomian Indonesia karena hal ini bisa menjadi sebagai competitive
advantage dan kekuatan sebuah perekonomian.
Dalam paper
ini penulis lebih berfokus pada aspek pekerjaan (tenaga kerja) dalam
lingkungan sosial terhadap bisnis dan ekonomi indonesia.
Pembahasan
Pekerjaan
atau ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktifitas bisnis dan
perekonomian indonesia. berdasarkan data strategis dari Badan Pusat Statistik
terhadap masalah ketenagakerjaan untuk seseorang sebagai bekerja (currently
economically active population), tanpa melihat lapangan usaha, jabatan,
maupun status pekerjaannya.
Angkatan
Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran Tenaga kerja merupakan
modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan
terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi.
Penduduk usia kerja pada Februari 2009 mengalami peningkatan sebesar 2,70 juta
orang dibandingkan Februari 2008, yaitu dari 165,56 juta orang menjadi 168,26
juta orang. Pada Februari 2009, sekitar 67,60 persen dari seluruh penduduk usia
kerja merupakan tenaga kerja aktif dalam kegiatan ekonomi dan disebut dengan
angkatan kerja yang besarnya mencapai 113,74 juta orang. Jumlah ini meningkat
sebanyak 1,80 juta orang (1,61 persen) dibandingkan dengan keadaan Agustus
2008, dan meningkat sebesar 2,27 juta orang (2,03 persen) dibandingkan keadaan
Februari 2008.
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja
yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai
persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator
ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply)
yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian. Sejak Februari 2008 hingga Februari 2009 TPAK mengalami
peningkatan sebesar 0,27 persen, yaitu dari 67,33 persen menjadi 67,60 persen.
Peningkatan TPAK ini antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi
nasional yang relatif membaik, sehingga memberikan pengaruh terhadap faktor faktor
produksi di Indonesia. Secara langsung naik turunnya faktor produksi ini akan
memberikan dampak terhadap tinggi rendahnya faktor permintaan dan penawaran
tenaga kerja.
Pertumbuhan
tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan
menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Dengan demikian jumlah
penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang
ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja.
Pada
Februari 2009, dari total angkatan kerja sebesar 113,74 juta orang, sekitar
91,86 persennya adalah penduduk yang bekerja. Penduduk yang bekerja pada
keadaan Februari 2009 bertambah sebanyak 1,93 juta orang (1,88 persen)
dibandingkan keadaan Agustus 2008 dan bertambah sebanyak 2,44 juta orang (2,39
persen) dibandingkan keadaan setahun yang lalu(Februari 2008).
Isu penting
yang perlu menjadi perhatian adalah isu pengangguran. Konsep penganggur yang
digunakan adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan
usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan dan yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada
waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless). Penganggur dengan
konsep/definisi tersebut biasanya disebut sebagai pengangguran terbuka (open
unemploy-ment). Jumlah penganggur pada Februari 2009 sebesar 9,26 juta
orang atau mengalami penurunan sebesar 169 ribu orang (1,79%) dibandingkan
keadaan Februari 2008 yang besarnya 9,43 juta orang.
Indikasi
tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran diukur
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), di mana TPT merupakan persentase
jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) pada Februari 2009 sebesar 8,14 persen, mengalami penurunan sebesar 0,32
persen dibandingkan TPT pada Februari 2008 yang besarnya 8,46 persen.
Berdasarkan
lapangan pekerjaan pada Februari 2009, dari 104,49 juta orang yang bekerja,
paling banyak bekerja di Sektor Pertanian yaitu 43,03 juta orang (41,18
persen), disusul Sektor Perdagangan sebesar 21,84 juta orang (20,90 persen),
dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 13,61 juta orang (13,03 persen). Selama
satu tahun terakhir peningkatan jumlah penduduk yang bekerja tertinggi terjadi
pada Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi yang mengalami
peningkatan 1,15 juta orang diikuti oleh Sektor Jasa Kemasyarakatan dengan
kenaikan 834 ribu orang. Konsentrasi penyerapan masih didominasi oleh Pulau
Jawa, di mana peranan Sektor Pertanian, Industri maupun Perdagangan dalam
penyerapan tenaga kerja tampak lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau
lain.
Pertumbuhan
ekonomi yang semakin membaik tetap harus di dukung dengan ketersediaan tenaga
kerja baik itu pekerja ahli maupun pekerja kasar (buruh).
Dengan
demikian penting sekali untuk kita meningkatkan jumlah lapangan kerja agar
menampung jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah dari tahun ke tahun,
sehingga daya produksi barang dan jasa akan meningkat secara signifikan yang
mana bisa di katakan bisnis berkembang dan maju.
Penting
sekali Departemen tenaga kerja juga perlu membuat wadah training bagi para
masyarakat yang hendak bekerja agar sesuai dengan kebutuhan sebuah perusahaan
sehingga bisa menyerap tenaga kerja dengan baik.
No comments:
Post a Comment